DEJABAR.ID, CIREBON – Relawan Teknologi Informasi dan Komunikasi (RTIK) Indonesia bersama Pemerintah Daerah Kota Cirebon menggelar Festival TIK atau FESTIK 2018 di Graha Pena Radar Cirebon dan SMA Negeri 4 Kota Cirebon, Jalan Perjuangan Kota Cirebon selama dua hari, yakni Sabtu (1/12/2018) dan Minggu (2/12/2018).
Festival ini merupakan kegiatan tahunan dari Relawan TIK Indonesia, yang menghadirkan festival edukasi di bidang TIK berupa pameran, eksebisi, seminar, dan workshop. Tahun ini merupakan gelaran FESTIK yang ke-7. Sebelumnya, Festival TIK sukses diadakan di Bandung, Surabaya, Manado, Yogyakarta, dan tahun lalu diadakan di Aceh.
Dengan didukung oleh puluhan korporasi pendukung Smart City, Start Up, Komunitas Pegiat TIK, serta pemangku kepentingan lainnya, Festival TIK hadirkan nuansa digital. Contohnya seperti registrasi berbasis aplikasi, transaksi digital untuk konsumsi yang melibatkan puluhan pelaku UMKM kuliner khas Cirebon juga menjadi bagian utama dari Festival TIK 2018.
Menurut Ketua RTIK Indonesia Fajar Eridianto, dipilihnya Kota Cirebon sebagai tempat ajang Festival TIK 2018 adalah karena Kota Cirebon memiliki berbagai unggulan dalam program smart city. Bahkan keunggulannya tersebut beberapanya mendapatkan penghargaan dan reward dari pemerintah terkait smart city.
“Salah satunya adalah Cirebon Command Center yang baru saja diresmikan,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id di sela acara, Sabtu (1/12/2018).
Dengan mengangkat tema “Sehati Ing Smart City” dan sub tema “Peningkatan Kompetensi Relawan TIK dan Komunitas Penggerak TIK Melalui Literasi Digital Untuk Mendukung Program Smart City dan Smart Society“, lanjutnya, FESTIK 2018 diharapkan menjadi puncak dari segala sinergi lintas komunitas untuk Indonesia. Puluhan pembicara nasional akan berbagi pengetahuan yang berkaitan dengan TIK di hadapan ribuan peserta yang hadir dengan berbagai latar belakang.
“Dari pemerintah daerah, akademisi, penggiat internet, mahasiswa, pelajar, dan sebagainya, dari berbagai kota di Indonesia, dari Aceh sampai Papua, melalui 3 Seminar Nasional dan 30 kelas Workshop,” jelasnya.
Sedangkan menurut Pj Walikota Cirebon Dedi Taufik, Festival TIK ini merupakan kebanggaan bagi Kota Cirebon. Karena, Kota Cirebon dipilih secara nasional untuk menyelenggarakan Festival TIK 2018 selama dua hari.
Dengan adanya Festival TIK 2018 di Kota Cirebon ini, lanjutnya, bisa memajukan dan pengembangan teknologi yang memang sedang dijalankan di kota Cirebon, yakni Cirebon Smart City, yang berfungsi untuk percepatan layanan di dunia digital bagi masyarakat.
“Kami bukan berlomba, tapi memberikan kepastian pada saat ditempatkannya Kota Cirebon dalam persaingan tingkat provinsi,” jelasnya.
Dalam Festival TIK ini, lanjutnya, juga merupakan langkah terobosan untuk era digital ini. Apalagi kota Cirebon sudah mencanangkan smart city berbasis teknologi.
“Banyak kreasi yang dikeluarkan oleh Cirebon Smart City. Salah satunya adalah aplikasi e-Tuku yang launching bersamaan dengan Festival TIK ini,” jelasnya.
Sedangkan menurut Kepala Dinas Kominikasi dan Informasi Jawa Barat Hening Widiatmoko yang turut hadir, dirinya berharap semoga festival ini memberikan makna baru dan bukan berjalan hanya saat ini saja. Sebab, Festival TIK 2018 yang diadakan di Kota Cirebon ini sebagai ajang untuk membuktikan, bahwa Kota Cirebon memilki berbagai keunggulan dalam bidang teknologi, salah satunya adalah program smart city.
“Semoga acara seperti ini memberikan manfaat bagi masyarakat, terutama di bidang teknologi,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply