“Selain itu, juga memperkenalkan Kota Cirebon sebagai destinasi nasional, dan menjadikan Kota Cirebon menjadi kota yang ramah, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor industri pariwisata,” jelasnya.
Dipilihnya Gedung Negara atau Kantor Badan Koordinasi Pemerintahan dan Pembangunan (BKPP) Wilayah Cirebon, lanjut Dedi, karena sesuai arahan Gubernur Jawa Barat yang akan dijadikan pusat budaya.
Dedi melanjutkan, penggunaan Gedung Negara untuk pusat budaya diharapkan akan meningkatkan berbagai even pariwisata sehingga meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Gedung Negara sendiri memiliki nilai sejarah serta masuk cagar budaya.
“Gedung Negara ini juga rencananya akan dibangun dan dijadikan tempat kreasi seniman bagi masyarakat Kota Cirebon sebagai salah satu lokasi wisata. Dan hal ini sudah diinstruksikan oleh Gubernur Jawa Barat pada saat kunjungan ke Kota Cirebon,” tuturnya.
Tampak sekitar 16 tenan kopi dan 50 stand lainnya ikut memeriahkan Tjirebon Tempo Doeloe. Mereka memadati Gedung Negara yang mendatangkan ratusan warga serta penikmat kopi yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Selain kopi, terdapat beberapa kuliner khas Cirebon seperti Docang, tahu gejrot, nasi lengko, dan empal gentong. Kemudian, ada juga yang menjulang berbagai fashion asli Cirebon.
Dedi menambahkan, kehadiran penikmat kopi tentu akan menambah jumlah kunjungan wisatawan terutama bila dilakukan secara rutin. Diperlukan lokasi yang cocok untuk ngopi yang biasanya dibarengi kongkow. Pihaknya mengapresiasi kegiatan seperti ini karena hal ini bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Kopi sendiri saat ini sudah banyak diminati oleh semua masyarakat dari kalangan remaja hingga orang tua,” kata Dedi.
Salah seorang pecinta dan pemerhati kopi, Selly A. Gantina mengatakan, dirinya sangat apresiasi terhadap langkah Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang berhasil menggelar Tjirebon Tempo Doeloe. Kegiatan ini menjadi ajang berkumpul para penikmat kopi.
“Harapan kami tentu ini akan menjadi agenda tahunan karena dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisata. Selain itu harapan besar agar pecinta kopi menyasar semua kalangan termasuk remaja. Karena selama ini banyak yang beranggapan bahwa penikmat kopi hanya orang tua saja,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply