Press ESC to close

Mengenal Kampung Terompet di Cirebon Jelang Perayaan Tahun Baru

  • December 5, 2018

DEJABAR.ID, CIREBON – Menjelang datangnya perayaan tahun baru, merupakan berkah tersendiri bagi para pedagang terompet. Karena, orang-orang akan berbondong-bondong membeli terompet untuk merayakan pergantian tahun. Seperti yang ada di Blok Tegalan Desa Jamblang Kecamatan Jamblang Kabupaten Cirebon.

Di kampung ini, mayoritas warganya adalah berprofesi sebagai pembuat dan penjual terompet. Jika menyusuri sepanjang jalan utama desa, maka di tiap rumahnya akan ditemukan berbagai macam terompet yang digantung. Sehingga, kampung ini terkenal dengan Kampung Terompet.

Menurut salah satu pembuat terompet, Kurnia, keluarganya sudah turun temurun sebagai produsen dan pengrajin terompet. Bahkan, terompetnya sudah dijual ke berbagai daerah seperti Tegal, Pemalang, Kalimantan, Bangka, hingga Papua.

Terompet-terompet hasil produksi Kurnia cukup beragam dan berwarna warni, bahkan bentuknya unik. Ada yang berbentuk naga, wayang, badut, Barong Sai, hingga tokoh kartun Doraemon. Yang terbaru, ada yang berbentuk Cepot.

“Hampir semua warga di kampung ini memproduksi terompet. Makanya dikenal sama kampung terompet,” jelasnya saat ditemui dejabar.id di kediamannya sekaligus tempat produksinya di Blok Tegalan, Desa Jamblang, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Rabu (5/12/2018).

Untuk membuat terompet-terompet ini, Kurnia dibantu oleh tiga orang karyawan, yang mengerjakannya di rumah masing-masing. Nantinya, semuanya dikumpulkan di rumah Kurnia untuk kemudian dijual.

Dalam membuat terompet, Kurnia mulai sibuk membuat kerangka terompet sejak bulan Februari hingga Oktober. Bahannya terdiri dari kertas poster dan karet. Dalam rentang waktu tersebut, motif terompet harus benar-benar rapi.

Kemudian di bulan November, dia mulai sibuk membuat model atau perakitan dan finishing. Dimulainya jauh-jauh hari untuk pembuatannya karena untuk mengantisipasi membludaknya pesanan terompet di akhir tahun. Dalam perakitan tersebut, hanya butuh sejam saja untuk menghasilkan 5 kodi terompet.

Untuk perkodinya, Kurnia menjualnya seharga Rp 75.000 hingga Rp 85.000. Untuk yang paling mahal adalah terompet yang berbentuk naga, yakni seharga Rp 120.000.

“Karena bentuknya besar dan agak rumit, jadi harganya mahal,” jelasnya.

Kurnia mengakui, untuk tahun ini pesanan terompetnya mulai sepi dibandingkan dengan tahun kemarin. Meskipun begitu, dia masih bisa menjual hingga 600 kodi terompet per bulannya. Bahkan, saat ini peminatnya banyak yang memburu motif-motif unik seperti tokoh kartun Doraemon.

“Kebanyakan datang langsung ke sini karena sudah langganan. Ada juga yang membelinya secara online,” pungkasnya. (jfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *