Press ESC to close

Mengenal Lismah Rahmawati, Pegiat Literasi Perpustakaan 400 yang Gemas dengan Kotanya Sendiri

  • November 21, 2018

DEJABAR.ID-Rendahnya minat baca anak di Cirebon, membuat Lismah Rahmawati, warga Bima Indah Kota Cirebon ini, mengajukan diri untuk menjadi relawan literasi di Perpustakaan 400 Kota Cirebon. Bahkan, sosok wanita lulusan S1 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1993 ini, selalu terlihat aktif dalam kegiatan literasi setiap minggunya.

Salah satu contohnya, dia aktif dalam kegiatan story telling, bedah buku, food literasi, kelas mendongeng, dan belajar mendongeng. Selain itu, juga ada kegiatan merajut, membuat hantaran pengantin, dan lain-lain.

Sejak kehadirannya di Perpustakaan 400, berbagai program literasi berjalan dengan baik. Bahkan, semakin hari semakin banyak saja yang ikut bergabung dalam salah satu program tersebut.

Mulanya, Lismah menggagas program story telling di Perpustakaan 400 sekitar bulan Mei 2018 lalu. Ide tersebut datang ketika Lismah gemas dengan minat baca yang ada di kota tercintanya ini. Dari sana, dia bertekad untuk terus aktif dalam melibatkan diri di dunia literasi ini.

Lismah mendapat ide untuk membuat program story telling di perpustakaan karena dia pernah melihat hal yang sama di luar negeri, tepatnya di Inggris. Selama 4 tahun tinggal di sana, dia melihat ada perbedaan perpustakaan yang ada di Indonesia dan di Inggris. Di sana, perpustakaan banyak dikunjungi dan kegiatannya. Sehingga, hal itu di coba terapkan di Perpustakaan 400 Kota Cirebon.

“Apalagi saya senang membaca buku sejak masa kuliah,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id usai mengikuti kegiatan story telling di Perpustakaan 400 Kota Cirebon, Jalan Brigjen Dharsono Kota Cirebon, Rabu (21/11/2018).

Menurutnya, ide ini bertujuan untuk menumbuhkan minat baca anak sejak dini, dan juga sebagai gerakan sosial masyarakat madani. Sehingga, dengan begitu budaya literasi akan menjadi habbit di masyarakat Cirebon ke depannya.

Selain aktif di dunia literasi, Lismah juga aktif sebagai guru di PAUD Nur Cendikia di Watubelah, Sumber, Kabupaten Cirebon. Lismah mengakui, dirinya tidak menemui kesulitan apapun dalam membagi waktu. Karena, dalam berbagai program kegiatan literasi di Perpustakaan 400, dia dibantu oleh orang-orang yang ahli di bidangnya.

“Seperti story telling, saya dibantu oleh para pendongeng. Kelas merajut juga dibantu oleh orang yang sudah ahli merajut. Dan mereka sukarela membantu saya,” tuturnya.

Dengan adanya berbagai program literasi di Perpustakaan 400, terutama untuk story telling, Lismah berharap agar anak-anak bisa menjadi mencintai buku dan menumbuhkan minat baca. Karena, anak-anak adlah generasi penerus.

“Jadi, semua basic pendidikan diajarkan dari sejak anak-anak. Semua hal kita ajarkan sehingga jadi lebih mudah,” pungkasnya.(Jfr)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *