DEJABAR.ID – Pada Selasa, 20 November ini, masyarakat muslim di tanah air tengah merayakan Maulid Nabi. Kata ‘maulid’ sendiri berasal dari bahasa Arab ‘milad’ yang berarti ‘hari lahir’. Dalam tanggalan Hijriyah (tanggalan umat muslim), hari lahir Nabi Muhammad SAW jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Nah uniknya, di Indonesia, momen ini diperingati dengan beragam perayaan sesuai tradisi daerah masing-masing. Pengen tahu apa saja tradisi unik itu?yuk kita tengok.
1. Tradisi Panjang Jimat dan Ngalungaur Puasaka di Jawa Barat
Terdapat tradisi unik di dua daerah di Jawa Barat, yakni Cirebon dan Garut, pada momen maulid nabi ini dengan beberapa kegiatan ritual yang berkaitan dengan pusaka peninggalan para wali.
Di Cirebon, warga mengarak pusaka-pusaka, sesajen makanan, serta tujuh piring besar dalam ritual yang disebut Panjang Jimat. Panjang Jimat dibuka dengan arak-arakan yang dibawa ke Keraton. Setelahnya, sesajen yang ada dalam arakan dibungkus dan dibagikan pada warga.
Sementara itu, di Garut, warga membersihkan pusaka peninggalan Sunan Rahmat Suci dengan air bunga. Sunan Rahmat Suci adalah tokoh yang berjasa menyebarkan agama Islam di daerah Garut. Acara ini dinamakan upacara Ngalungsur Pusaka.
2. Tradisi Grebeg Maulud di Yogyakarta
Lain halnya dengan daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Surakarta. Dua daerah ini masayrakat merayakan maulid nabi yang disebut Gerebeg Maulud. Gerebeg Maulud merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Sekatenan (dari bahasa Arab syahadatain, yang berarti dua kalimat syahadat). Sekaten diselenggarakan selama 20 hari berturut-turut, dengan Gerebeg Maulud sebagai penutupnya. Pada saat Gerebeg Maulud, Sultan dan para prajuritnya akan berjalan dari keraton ke Masjid Gedhe Agung Yogyakarta diiringi arak-arakan Gunungan. Setelah sampai di masjid, diadakan upacara persembahan dan doa-doa ke hadirat Allah. Di akhir upacara, gunungan yang diarak tadi akan dibagikan pada masyarakat.
4. Tradisi Bungo Lado di Padang
Di momen hari ulang tahun Nabi Muhammad SAW di Padang Pariaman diperingati dengan tradisi Bungo Lado. Bungo Lado adalah pohon-pohon hias yang rantingnya ditempel berbagai uang kertas. Setelah dikumpulkan dari banyak warga, pohon-pohon uang ini kemudian diberikan ke masjid/mushalla sekitar. Uang tersebut nantinya digunakan untuk memperbaiki atau membangun tempat ibadah baru. Sumbangan uang Bungo Lado adalah wujud rasa terima kasih warga terhadap rezeki yang telah diberikan Allah SWT.
5. Tradisi Maudo Lompoa di Sulawesi Selatan
Tradisi Maudu Lompoa datang dari Takalar, Sulawesi Selatan. Tradisi ini diawali dengan mandi pada bulan Syafar yang dipimpin oleh tetua adat. Kemudian pada puncak acara, masyarakat akan berpakaian adat Sulawesi sambil membawa julung-julung yang nantinya akan diperebutkan. Julung-julung ini berisikan telur hias, nasi setengah matang, beras ketan, ayam, dan sebagainya. Uniknya, julung-julung ini ditambahi dengan berbagai kain khas Sulawesi yang berkibar warna-warni.
7. Tradisi Sebar Uang di Jawa Timur
Tradisi yang satu ini lebih unik, yaitu tradisi menyebar uang di teras masjid. Tradisi yang sudah dilakukan sejak lebih dari seratus tahun lalu ini adalah tradisi masyarakat Kediri, Jawa Timur, tepatnya di kawasan Masjid Jamsaren. Tujuannya adalah agar anak-anak dapat lebih rajin beribadah di masjid. Peringatan ini pun biasanya dihadiri oleh ratusan orang yang terdiri dari anak-anak hingga orangtua. (yga)
Leave a Reply