DEJABAR.ID-Bangunan Sekolah Dasar Negeri Pengampon Kota Cirebon yang beralamat di Jalan Pengampon Kota Cirebon merupakan bekas peninggalan Belanda yang berdiri sejak tahun 1923. Beberapa bagian sudah direnovasi demi kelancaran proses belajar mengajar. Namun, di balik itu semua, terdapat kisah toleransi yang sangat kental. Suasana lingkungan sekolah yang majemuk dan multikultural membuat sekolah ini kerap disebut SD Pluralis.
Terdapat tiga sekolah di sini, yakni SDN 1, 2, dan 3 Pengampon Kota Cirebon. Masing-masing sekolah banyak terdapat siswa yang berlatar belakang beragam. Ada yang berasal dari Jawa, Sunda, Cina, bahkan luar Pulau Jawa. Agamanya pun beragam, dan hampir semua agama di Indonesia ada di sini. Hal ini membuat sekolah ini bagaikan miniaturnya Indonesia.
Jika kita masuk ke dalam lingkungan sekolah, maka para siswa tampak asyik belajar dan bermain dengan teman-temannya. Kita mungkin tidak akan sadar kalau para siswa tersebut berasal dari ras, agama, dan latar belakang yang berbeda-beda. Semua perbedaan tersebut menjadi lebur dan menjadi satu kesatuan yang sangat indah untuk dipandang.
Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Pengampon, Suwarni, dirinya merasa bangga ditempatkan di sekolah yang ada berbagai macam agama, suku, dan ras. Karena, dirinya dan para guru bisa mengajarkan kepada para siswa
untuk saling menghargai satu sama lain, meskipun itu berbeda.
“Kalau perbedaan itu kita desain dengan baik, maka akan menjadi mozaik yang indah,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id, Rabu (17/10/2018).
Untuk kesehariannya, lanjut Suwarni, mereka hidup berdampingan, rukun, serasi, dan harmonis dalam bingkai kebhinekaan. Dengan satu tujuan bersama seluruh tenaga pendidik di lingkungannya yaitu mencerdaskan anak bangsa dan saling menghargai satu sama lain.
Suwarni menjelaskan, disebutnya sekolah yang dipimpinnya tersebut sebagai SD Pluralis, karena terdapat berbagai macam agama, dengan latar belakang orang tua murid yang berbeda-beda. Bahkan dirinya sempat berpikir jika SDN Pengampon adalah miniaturnya Indonesia dan Pancasila.
Bahkan sekolah ini, tambah Suwarni, merupakan satu-satunya Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kota Cirebon yang mendapatkan sebutan SD Pluralis. Dan mungkin satu-satunya juga di Jawa Barat.
Mayoritas di sekolah ini beragama Islam, tapi sekitar 20% non Islam, yakni agama Budha, Hindu, Kristen, dan Katolik. Semuanya dicampur dalam satu kelas dan mendapatkan perlakuan yang sama.
“Tapi untuk jam mata pelajaran agama, dikembalikan ke agama masing-masing,” jelasnya.
Menurut salah seorang siswa SDN 1 Pengampon kelas 6, Muhammad Reza Yoga Pratama, dirinya merasa sangat senang bisa bersekolah di sini. Karena, bisa mempunyai teman yang berbeda-beda, bahkan dari luar Jawa yang beda suku, ras, dan agamanya.
“Saya sering main sama teman yang beragama Hindu,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply