DEJABAR.ID, CIREBON – Di zaman era teknologi saat ini, kebutuhan akan gadget seolah tidak terlepas dari kehidupan. Hampir semua orang menggunakan aktivitasnya dengan gadget. Namun, tak jarang juga anak-anak menggunakannya hanya untuk bermain game atau menonton video.
Penggunaan gadget pada anak-anak tentunya haruslah dalam pengawasan orang tua. Apalagi, untuk anak-anak usia dini. Bahkan sangat disarankan, agar sebaiknya anak-anak jangan menggunakan gadget terlebih dahulu. Namun sayangnya, kebanyakan orang tua justru memberikan anak-anaknya gadget agar lebih ‘anteng’ atau berdiam di rumah ketimbang bersosialisasi di lingkungan sekitar.
Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Kabupaten Cirebon, Siti Nuryani menyarankan, agar para orang tua tidak memberikan gadget kepada anak-anaknya. Sebab, jika anak tersebut sudah kecanduan gadget, maka akan berimbas hal-hal yang tidak baik untuk anak itu sendiri.
“Disarankan, agar para orang tua memberikan jadwal bermain untuk anak, sehingga anak tersebut jangan sampai memegang gadget,” jelasnya saat ditemui dejabar.id usai Peringatan Hari Anak Nasional dan Gerakan Nasional Baca Buku di Taman PKK, Sumber, Kabupaten Cirebon, Sabtu (27/7/2019).
Adapun untuk di sekolah, lanjutnya yang juga selaku Ketua Himpaudi Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, adalah dengan menambahkan perpustakaan-perpustakaan kecil di tiap sekolah. Perpustakaan ini nantinya akan digunakan oleh anak-anak usia dini untuk membaca dan berliterasi.
“Jika anak ada kegiatan di outdoor, maka di selanya diberikan buku,” jelasnya.
Untuk saat ini, lanjutnya, sudah ada beberapa sekolah yang sudah berjalan, dengan membangun kerja sama dengan pemerintah desa. Selain itu, juga diadakan aktivitas mendongeng, sebagai media untuk memotivasi anak.
“Sehingga, anak-anak sudah terbiasa dengan literasi sejak usia dini,” tuturnya.
Sedangkan menurut Kasi Layanan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Cirebon, Harcan, perpustakaan sangat terbuka lebar bagi mereka yang mau memperdalam dunia literasi. Karena itu, sangat disarankan agar anak-anak usia dini kerap mengunjungi perpustakaan. Karena, perpustakaan bukan tempat untuk memintam buku saja.
“Kita harus mengubah imej, bahwa perpustakaan bukan hanya meminjam buku, tapi juga sebagai pusat kegiatan,” jelasnya.
Adapun beberapa kegiatan yang sudah berjalan selama ini, seperti kelas merajut, membuat tas, hantaran pengantin, dan lain-lain. Dari kegiatan tersebut, bahkan ada yang sudah bisa menjual barang produksinya hingga ratusan ribu Rupiah.
“Karena itu, bagaimanapun caranya masyatakat dan anak-anak bisa datang ke perpustakaan dan gratis,” pungkasnya.(Jfr)