Press ESC to close

Transformasi Kampung Budaya Sindang Barang dari Budaya ke Wisata

  • September 16, 2018

DEJABAR. ID, BOGOR – Sebuah bendera merah putih menyambut kedatangan Dejabar.id saat menyambangi Kampung Budaya Sindang Barang, yang berada di Desa Pasir Eurih Kabupaten Bogor. Angin sepoi sepoi serta pemandangan alam yang menyejukkan mata, seolah menjadi penghapus perjuangan perjalanan yang ditempuh 5 kilometer dengan sepeda motor dari pusat Kota Bogor. Bukan hanya itu, jalan bebatuan serta tanjakan yang cukup curam, menjadi teman yang akrab saat menuju Kampung Budaya.
Saat memasuki gerbang yang terbuat dari kayu, sebuah plang denah lokasi wisata seluas 8600 meter persegi pun menjadi penunjuk para pengunjung yang datang. Sebagai perkampungan yang masih memegang teguh tradisi dan adat istiadat leluhur, bentuk bangunan rumah adat pun menjadi objek foto yang cukup ciamik, bagi pengunjung.
Menurut Ukat Sukatma selaku Kokolot Kampung Budaya, ada 20 bangunan adat diantaranya Imah Gede, yaitu rumah yang dihuni oleh Kepala Adat. Disampingnya lalu ada Girang Serat yang jaman dulu sebagai tempat Penasehat Raja dan saat ini difungsikan untuk kantor. Sementara di depannya, ada tempat latihan gending yang dahulu dijadikan atraksi sanggar. Selanjutnya ada bangunan Saung lesung yang dijadikan untuk menumbuk padi. Sementara untuk bangunan Pasangarahan dijadikan tempat menginap para tamu Raja, dan kini menjadi tempat menginap para tamu.
Namun dari bangunan yang ada juga membuat biaya perawatan, membuat pengelola pun saat ini kebingungan dalam menjaganya. Seiring berkembangnya waktu, bangunan adat ini pun membutuhkan renovasi yang biayanya tentu saja tidak sedikit.
“Nah perawatan 20 bangunan ini waduh sangat berat sekali makanya ini lagi mengajukan bantuan ke Pemrov lagi,” tutur ukat.
Harapan terhadap Pemerintah Provinsi Jawa Barat pun disampaikan Ukat, agar Kampung Budaya bisa terus bertahan hingga waktu kedepan. Ukat pun mengakui saat ini fisik bangunan adat yang ada di Kampung Budaya pun sudah tidak seperti dulu.
“Kampung budaya sedang membutuhkan dana lihat saja fisiknya sudah berantakan banget karena kalau dibetulin dikit dikit itu susah,” harap ukat.
Dari sejarahnya yang panjang sejak abad ke 12, Kampung Budaya Sindang Barang kembali dikenal publik sejak tahun 2006, saat menggelar upacara Serentaun yakni upacara adat panen padi masyarakat Sunda yang dilakukan setiap tahun. (awk)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *