DEJABAR.ID, MAJALENGKA-Jumlah Penderita HIV/AIDS di Kabupaten Majalengka, sejak 2001 hingga September 2018 mencapai 330 orang. Namun, khusus sampai dengan bulan September 2018 ini, jumlah HIV/AIDS meningkat tajam hingga 56 kasus.
Hal ini menunjukan peningkatan yang signifikan dari rata-rata 1.5 kasus perbulan menjadi enam kasus perbulan. Hal tersebut merupakan puncak “Gunung Es” yang terlihat hanya puncaknya saja.
“Apabila kita menyelam lebih jauh, akan lebih bayak kita dapatkan, sehingga diperlukan langkah-langkah nyata untuk mengendalikan dan menanggulanginya supanya tidak terjadi kasus luar bisa yang melanda Kabupaten Majalengka ini,” kata Kabbag Sosmas, Setda Majalengka, Shidarta, pada saat Peringatan Hari AIDS Sedunia 2018 dan talk show pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, di Gedung Graha Sindangkasih, Majalengka, Jumat (7/12/2018).
Menurut dia, Peringatan Hari AID/HIV Sedunia tahun 2018 ini mengambil tema “Saya Berani Saya Sehat” dan digelarnya kegiatan tersebut juga bertujuan guna mempromosikan layanan untuk tes HIV serta menumbuhkan kesadaran dan pemahaman di masyarakat.
“Untuk itu, upanya penanggulangan dan pengendalian HIV/AIDS di Kabupaten Majalengka harus dilaksanakan secara komprehensif dan berkisinambungan,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Majalengka, Karna Sobahi, yang hadir pada kesempatan tersebut menyebutkan, bahwa HIV/AID merupakan penyakit kronis yang dapat dikelola layaknya penyakit kronis lainnya. Seperti, diabetes melitus atau hipertensi.
Sehingga saat ini penderita HIV sudah ada obatnya. Yaitu dengan Anti Retro Viral (ARV). Maka dengan pengobatan ARV dini, kata dia, dapat menjaga odha tetap sehat dan produktif serta dapat mencegah penularan baru.
Pelayanan HIV ini juga sudah masuk ke standar pelayanan minimal kesehatan daerah untuk pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi virus HIV.
“Kendati demikian, saat ini orang yang menderita HIV/AIDS masih mendapat stigma di tengah masyarakat. Oleh karena itu, kami mengajak kepada suruh warga masyarakat Majalengka, untuk jauhi penyakitnya bukan orangnya. Karena mereka awalnya mungkin saja tidak tahu, bahwa telah tertular HIV. Bahkan mungkin juga mereka korban,” tandasnya.(jja)