DEJABAR.ID, CIREBON – Cirebon identik dengan seni dan budayanya yang beragam dan masih dipertahankan hingga sekarang, seperti kesenian batik. Bahkan, tiap daerah memiliki batik khas dan keunikannya sendiri. Seperti Batik Ciwaringin, Kabupaten Cirebon.
Batik Ciwaringin ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan batik lainnya di Cirebon. Selain motifnya yang berbeda, juga berbeda di bagian pewarnaannya. Seperti Batik Ciwaringin yang dimiliki oleh Ibu Muassomah ini.
Menurut Muassomah, batik-batik miliknya yang didominasi oleh warna biru ini, diwarnai dengan menggunakan pewarna alami, bahkan dengan menggunakan limbah. Seperti kayu, dedaunan, dan kulit buah.
“Ada kulit rambutan, kulit jengkol, kulit duren, serabut kelapa, daun mangga, dan daun mahoni,” jelasnya saat ditemui Dejabar.id, di sela even Ciayumajakuning Entrepreneur Festival (CEF) 2018 di Hotel Prima, Jl. Siliwangi Kota Cirebon, Minggu (21/10/2018).
Alasannya menggunakan pewarna alami ini, lanjutnya, adalah supaya kain batiknya ini tahan lama, dan juga ramah lingkungan. Apalagi, jika dipakai akan terasa nyaman di kulit.
Muassomah menceritakan, dirinya sudah membuka usaha Batik Ciwaringin sejak 2010. Dia mendesain sendiri motif batiknya. Terkadang, dia mendapatkan inspirasi dari customernya, ataupun dari pengrajin lainnya.
“Untuk pengerjaan satu kain batik membutuhkan waktu satu bulan,” terangnya.
Untuk harganya, Muassomah menjual batik-batiknya bervariasi, tergantung dari bahan dan rumitnya motif. Untuk yang kualitas premium, terbuat dari bahan kain sutera dan motif batiknya lebih detail, dijual dengan harga Rp2,5 juta.
“Untuk yang paling murah Rp400 ribu,” pungkasnya.(Jfr)
Leave a Reply