dejabar.id, Majalengka – Bupati Majalengka, Karna Sobahi angkat bicara terkait petisi penggantian nama Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Kabupaten Majalengka, menjadi Bandara BJ Habibie.
Petisi penggantian nama BIJB tersebut, sebagai bentuk apresiasi dan penghormatan kepada Presiden ke-3 Republik Indonesia (RI) yang wafat, pada Rabu (11/9/2019).
“Soal petisi tersebut, kami belum baca. Namun, yang saya dengar, Pak Gunernur pada saat menghadiri pemakaman Pak BJ. Habibie kemarin, bahwa nama BJ. Habibie akan diabadikan dalam sebuah proyek besar di Jawa Barat,” katanya, Jumat (13/9/2019).
Kendati demikian, menurut bupati, bahwa Gubernur tidak menunjuk bahwa nama BJ Habibie itu, akan dipakai pada salah satu tempat proyek besar. Apakah untuk BIJB, Waduk Jatigede atau nama jalan dan lainnya.
“Namun siapapun yang diberikan nama tersebut. Kita sebagai pemerintah daerah akan paham saja,” ujarnya.
Hanya saja, kata dia, yang sudah berjalan sesuai tradisi, bahwa untuk sebuah nama bandara tersebut, diangkat dari sebuah nama pahlawan lokal yang ada ditempat dimana bandara tersebut berada.
“Seperti di Ternate, namanya Bandara Babula. Dan nama Babula itu, merupakan pahlawan nasional yang sebagai pejuang di Ternate,” jelasnya.
Tak hanya itu saja, lanjut bupati, juga seperti nama Bandara Husaen Sastranegara, bahwa Husaen Sastranegara merupakan pahlawan nasional yang telah berjasa disana atau Sukarno Hatta dan bayak lagi nama-nama bandara diambil dari pahlawan nasionl dari lokal.
“Kita sebenarnya sudah sampaikan secara lisan, jaman Gubernurnya Pak Aher, bahwa pahlawan nasional yang ada di Majalengka ini, adalah KH. Abdul Halim, beliau juga lahir di Majalengka, pejuang dan sudah mendapat gelar pahlawan nasional,” ucapnya.
Tetapi, lanjut dia, bahwa saat ini muncul nama BJ. Habibie, mungkin saja ada kepentingan yang lebih besar, nama BIJB itu akan diganti dengan nama BJ. Habibie, tatapi itu belum resmi.
“Tafsiran saya, Pak RK mengambil momentum nama Pak BJ. Habibie pada proyek besar di Jabar itu, apakah dimana, kita juga belum tahu,” imbuhnya.
“Namun, sebuah nama kita siap-siap saja. Tetapi kalau sebuah nama bandara harus sesuai historisnya,” tandasnya. (jja)